NETWORKING PERTAMBANGAN BATUBARA

TERARAH, TERSTRUKTUR, & TERUKUR

(Update Terbaru : 26 Maret 2024)

LATAR BELAKANG

TENDER INDONESIA bergerak mencakup 10 bidang (Oil and gas, Mining, Power Plant, Petrochemical, Telecommunication, Infrastructure, Heavy Industrial, Property sectors, dll) dengan masing-masing sub bidang.

 

Semua sub bidang itu memiliki keterhubungan para pelakunya (secara substansi dan secara silaturahmi) dengan TENDER INDONESIA.

Tito Loho CEO TENDER INDONESIA bersama Ketua IMA Rachmat Makkasau (Presdir Amman Mineral Tbk ), Wakil Ketua IMA Priyadi (Presdir ADARO INDONESIA), Wakil Ketua IMA Roy Arman Arfandy (Presdir HARITA NIKEL), Dirjen Industri Kimia Kemenperin Warsito, dan VP MIND.ID Hazhari

PERTAMBANGAN BATUBARA

Salah satunya adalah Bidang Pertambangan Batubara yang sedang menanjak tinggi.
Ini terlihat dari angka produksi yang pada tahun 2020 masih di kisaran 400 jutaan ton per tahun, namun pada 2014 sudah mencapai hampir 1 milliar ton per tahun.

 

Konsekuensinya adalah penambahan keperluan akan peledakan, peralatan berat, truk dan juga conveyor, pompa serta peralatan kerja lainnya.
Belum lagi penambahan angkutan tug & barge floating crane, dan kapal angkutan Batubara (mother vessel).
Saat ini dapat dikatakan adalah jaman keemasan batubara.

Daftar Produsen & Kontraktor Batubara

Berikut adalah daftar perusahaan penambang batubara dan perusahaan penyedia jasa penambangan batubara di Indonesia yang terdaftar dalam Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI)

Perusahaan Penambang Batubara

(Coal Mining Company)

Perusahaan Penyedia Jasa Penambangan Batubara

(Service Mining Company)

ISU STRATEGIS BATUBARA

Beberapa isu strategis yang kini ada dalam pertambangan Indonesia adalah :


1. Logistik Batubara
Ini khususnya terkait dengan angkutan Batubara baik menuju pasar dalam negeri maupun ekspor.
Pemakaian jalan umum untuk angkutan di beberapa area telah menjadi hal yang sangat mengganggu dengan kemacetan ratusan truk besar memenuhi jalan provinsi.


Belum lagi begitu padanya alur pelayaran di sungai area Kalimantan sebagai sentra produksi Batubara Indonesia, sehingga rawan kecelakaan.

2. Net Zero Emission

Saat ini Indonesia sudah mencanangkan akan menuju net zero emission pada 2060.
Salah satunya dengan tidak lagi mengembangkan PLTU Batubara, dan ini juga menjadi trend dunia. Ini tentu merubah peta masa depan Batubara.

 

Namun demikian seiring dinamika dunia khususnya geopolitik dan inflasi melambung tinggi, maka mau tidak mau Batubara masih jadi alternatif utama sebagai bahan baku pembangkit listrik di mana-mana.
Pemerintah menyadari bahwa secara jangka panjang harus dilakukan aksi nyata terkait masih besarnya cadangan Batubara Indonesia.

 

Maka salah satu keputusan adalah harus didorong hilirisasi produk Batubara menjadi produk non bahan bakar pembangkit listrik.
Seperti menjadi produk gas (Gasigikasi) ataupun bahan kimia cair (DME).
Atau bahkan diproses menjadi Graphene, yang merupakan bahan material canggih masa depan yang dapat multi fungsi.

3. Hilirisasi
Menjadi impian pemerintah Indonesia untuk dapat melakukan hilirisasi baik menjadikan Batubara sebagai bahan bakar cair ataupun gasifikasi.
Namun mengingat tingginya harga Batubara maka mendorong para penambang memilih untuk menjual sebagai bahan baku tanpa perlu repot investasi hilirisasi.

 

Di sisi lain, produk hasil hilirisasi juga akan mahal harganya karena didorong masalahnya bahan baku batubaranya, sehingga hilirisasi menjadi proyek yang kurang ekonomis. Di sini perlu dilakukan riset mendalam terkait teknologi memecahkan masalah ini, selain tentunya political will pemerintah untuk merealisasikan hilirisasi tersebut melalui paket insentif.

4. Efisiensi Penambangan Melalui Digitalisasi
Digitalisasi dewasa ini menjadi hal yang wajib diterapkan. Khususnya terkait kendali operasional yang melompat tinggi beberapa tahun terakhir ini. Hanya melalui digitalisasi maka monitoring dan keputusan kendali operasional dapat dilakukan secara tepat dan cepat. Selain itu juga digitalisasi mampu menjamin aspek safety dalam operasi penambangan terjaga secara baik.

5. Rehabilitasi dan Reklamasi Lahan
Adanya keharusan untuk melakukan rehabilitasi paska tambang kini semakin ketat. Dan ternyata mengingat luasan tambang yang ada, maka ini menjadi bisnis yang sangat besar dan menjanjikan. Bahkan beberapa kontraktor multinasional tidak sebatas mengincar proyek penambangan semata, tapi sudah melakukan pekerjaan rehabilitasi paska tambang ini.

Pompa Dewatering Lapangan Tambang

DIGITALISASI PERTAMBANGAN

Untuk dapat merealisasikan produksi di semua tambang Batubara seIndonesia, maka kini diterapkan digitalisasi dalam operasional penambangannya.

Ini mencakup digitalisasi dalam aspek :

1. Operasional tambang
2. Safety monitor & record
3. Angkutan logistik batubara
4. Pengelolaan SDM dan keuangan
5. Mengikuti ketentuan pemerintah khususnya terkait ketentuan dalam penerimaan negara

Digitalisasi ini di satu sisi semangat menantang, karena berdasarkan penelitian bahwa sektor pertambangan adalah yang masih tertinggal dalam hal penerapan digitalisasi dibandingkan sektor migas dan industri lainnya.

 

Sehingga di sinilah tantangan untuk para penyedia teknologi digitalisasi menyediakan berbagai produknya untuk membantu berbagai aspek operasional penambangan Batubara tersebut menjadi semakin efisien dan baik.

Penerapan digitalisasi kegiatan pertambangan mencakup monitoring & pengendalian aspek safety, pencegahan pencemaran lingkungan hidup, efisiensi produktifitas operasi secara terintegrasi, mendapatkan parameter riil data akan keperluan pengembangan infrastruktur ke depan (tidak menebak perkiraan asumsi), serta memudahkan pengambilan keputusan manajemen bila muncul permasalahan.

VP DIGITAL Golden Mines Energy Tbk – Bpk Dimas Sutejo

Untuk memantau operasional tambang pun kini digitalisasi diterapkan. Mulai dari operasional penambangan sampai dengan logistik pengapalan semuanya terpantau dan alur otomatis informasinya.

Untuk memantau operasional tambang pun kini digitalisasi diterapkan. Mulai dari operasional penambangan sampai dengan logistik pengapalan semuanya terpantau dan alur otomatis informasinya.

Tito Loho (CEO TENDER INDONESIA) bersama Dimas Sutejo (Omdim) Golden Energy Mines Tbk – Berau Coal.

SERIAL DISKUSI PENAMBANGAN BATUBARA

Segera hadir kerjasama TENDER INDONESIA, APBI (Asosiasi Perusahaan Pertambangan Batubara Indonesia), FSII (Forum Sinergi Inovasi Industri), BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia), ASPINDO (Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia), dan PLN, untuk mengadakan serial diskusi.

 

Serial diskusi dengan menghadirkan narasumber khususnya terkait dengan penyediaan teknologi dalam menerobos isu-isu strategis di atas dapat terwujud.

NETWORKING TERARAH, TERSTRUKTUR, & TERUKUR

Bersama TENDER INDONESIA, anda dapat mengembangkan networking dengan cepat & tepat dalam sub bidang penambangan Batubara.

Indonesia Mining Association (IMA) bersama rekan Adi Adriansyah MERDEKA COPPER Tbk, Tony Gultom (Direktur Harita Nickel), dan Priyadi (Presdir Adaro Indonesia).

Konsolidasi persiapan untuk Asean Mining Forum 2024.

Tito Loho (CEO TENDER INDONESIA) bersama rekan Bambang Tjahyono Ketum ASPINDO (Asosiasi Perusahaan Jasa Kontraktor Pertambangan Indonesia) dan Rizal Kasli Ketum PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia)

Tito Loho (CEO TENDER INDONESIA) bersama Ridwan Poham PAMA PERSADA, Maya (Jasa Mutu Mineral), & ERMAT dan Hendra Siandia (Eexcutive Director Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia APBI)

Tito Loho (CEO TENDER INDONESIA) bersama Toni Wenas, Sekjen IMA (Indonesia Mining Association) yang juga merupakan Presdir Freeport Indonesia

Tito Loho (CEO TENDER INDONESIA) bersama Direktur Indexim Coalindo – Muliawan Margadana, Direktur Baramutiara Prima – Makin Perdana Kusuma, & Presdir Bumi Suksesindo – Adi Adriansyah Sjoekri.

SERIAL HOW TO MAKE THE THINGS

EVENT


 

TENTANG TENDER INDONESIA

Berdiri sejak tahun 2.000, telah melayani lebih 10.000 korporasi sebagai member.
Layanan mencakup :
1. Info Proyek
2. Promosi produk ke Proyek
3. Business Matching
4. Pemasaran Produk ke Proyek